Search This Blog

Monday, September 10, 2012

Rasa Itu...

Hi there...

Lama sekali tidak menulis sesuatu (baru ajah mulai sudah menghilang lagi), sebab ketidak-aktifan ini adalah bermula dari keinginan untuk menuliskan sesuatu yang sedikit berbobot dan didasari oleh teori-teori ringan untuk mendukung esay saya... #gaya.
Lama berniat untuk memulai browsing dan berusaha menuliskan sesuatu, ternyata bahan yang ada di internet kurang sesuai dengan keinginan. Akhirnyaaa.... lupa deh.. hehehehe...

Sebenarnya yang mau aku tulis itu hanya mengenai sebuah perasaan kehilangan....

Di awal menjalani persiapan pernikahan, sama sekali tidak terasa olehku bahwa yang namanya pernikahan itu akan membawa perubahan yang sangat besar (seperti kata-kata orang), kecuali nantinya tanggung jawab dan urusanku akan berlipat dua karena aku bukan lagi hidup di satu keluarga saja. Menurutku kehidupan sehari-hari yang akan aku jalani tidak akan berubah drastis seperti hari-hari sebelumnya, kecuali tempat tinggal yang harus diperhatikan menjadi bertambah. Ditambah lagi, di awal persiapan ini ada penentuan konsep acara, penentuan vendor-vendor pendukung, dan detil rencana pernikahan lainnya yang cukup menguras banyak pikiran.

Perhatianku baru sedikit teralihkan ketika beberapa orang di sekitar kita menjadi lebih melankolis, sentimentil, atau malah menjadi euforia dengan rencana-rencana happy setelah kita berdua nantinya telah resmi menikah. Biar lebih gampang bacanya, fenomena-fenomena itu aku jabarkan per point yah...
  • Paling umum ditemui, adalah orang tua kita akan menjadi sangat melankolis dan sentimental... jangan kaget kalau mereka akan berandai-andai seolah-olah kita akan pergi jauh dan akan sangat-sangat-sangat-sangat-sangat jarang datang untuk mengunjungi mereka. Yang aku dapati, outcomenya dapat dibagi menjadi 2 golongan besar yaitu wejangan-wejangan dan rencana bahagia. Jika mereka sedang bahagia, mereka akan merancang rencana-rencana untuk mengisi hari tua mereka dengan bahagia seperti jalan-jalan berdua, bepergian mengunjungi cucu, atau merawat cucunya. Tapi, kalau mereka sedang sedih maka mereka akan "mendudukan" kita dan berusaha memberi wejangan mengenai bagaimana berperilaku yang pantas ke orang tua meskipun kita nantinya telah memiliki keluarga sendiri.
  • Masih dari orang tua yang menjadi melankolis dan sentimental, adalah perasaan takut menghadapi prosesi pernikahan itu sendiri. Yang membuatku takjub adalah... mengetahui kenyataan betapa beratnya bagi seorang Ayah untuk menjadi wali nikah untuk anaknya. Ternyata itu bukan hanya sekedar kata-kata "saya nikahkan anak saya..." tapi melibatkan berbagai macam perasaan yang ternyata cukup menyita pikiran dari seorang Ayah!!. Lainnya adalah ketakutan akan ketidakmampuan untuk mengikuti dan hadir di prosesi pernikahan itu. Ortu akan menjadi sangat concern dengan kesehatannya, tapi ternyata bukan hanya ortu. Tanpa mereka sadari, anaknya ini juga sangat takut akan hal itu... sehingga berbagai macam rasa was-was muncul ketika ortu tidak sedang di rumah, merasa kurang sehat, atau sedang mengalami musibah. Hehehe... extremenya aku suka liatin perut mereka yang sedang tidur untuk sekedar memastikan mereka baik-baik saja karena perutnya lagi naik-turun dengan teratur...
Okay... mataku mulai berkaca-kaca... lanjut ke point selanjutnya....
   
  • Selanjutnya biasanya muncul dari orang-orang selain ortu dan keluarga. Mereka bisa merasa takut kalau nanti setelah menikah kita tidak lagi memiliki waktu untuk mereka. Akibatnya, mereka akan berusaha menyusun berbagai macam acara untuk sekedar memanfaatkan waktu kita baik sebelum menikah atau setelah acara pernikahan itu. So, kalau misalnya nanti ada yang ngerasain "ribet" karena banyak ajakan dr teman-teman... lebih baik coba perhatikan maksud dibalik dr sekedar ajakan itu.

Mungkin masih banyak kejadian lain yang luput dari pengamatanku... (saking sibuknya ngurus ini.. itu...)
Tapi buat yang sudah sayang sama kita, bantu kita selama persiapan ini... kita cuma bisa berkata...

Kita berdua memang masih belajar dan mencoba untuk merangkak perlahan-lahan menuju babak kehidupan kita yang baru ini... namun sejatinya babak kehidupan yang baru ini membuat kita yang tadinya dua pribadi yang berbeda menjadi satu... kita yang masih belajar ini masih membutuhkan banyak bantuan lagi dari kalian di kedepannya... kita akan menjadi kekuatan yang satu, yang siap untuk lebih banyak membantu, menyayangi, dan mengasihi kalian semua... jadi kita tidak akan berubah, kita tidak akan pergi, kita cuma menjadi satu untuk melakukan hal yang lebih baik lagi...

Kita sayang kalian...

2 comments:

  1. Co cuiiit :p
    Ciayooo lebih banyak lagi nulisnya...!!!

    ReplyDelete
  2. semangat... nantikan selanjutnya... hohohoho *gaya

    ReplyDelete